portalutama.com – Rusia dilaporkan tengah melakukan pembicaraan dengan sebuah perusahaan China untuk membeli 100 drone yang diduga akan digunakan dalam perang di Ukraina . Otoritas Beijing menanggapi laporan itu dengan menyebut banyak informasi keliru yang disampaikan soal negaranya.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/2/2023), Kementerian Luar Negeri China dalam tanggapannya mengaku tidak mengetahui soal laporan pembicaraan antara Rusia dan perusahaan Beijing terkait pembelian drone. Namun disinggung juga soal banyak informasi keliru yang kini menyebar soal China.
“Ada volume besar, terlalu banyak disinformasi yang menyebar soal China dalam hal ini. Kita harus waspada soal niat di balik ini,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers pada Jumat (24/2) waktu setempat.
“Saya juga ingin menekankan bahwa China dalam ekspor produk militer selalu bersikap hati-hati dan bertanggung jawab, tidak menjual produk-produk militer ke area-area konflik atau pihak-pihak yang bertikai,” jelasnya.
Pembicaraan soal pembelian drone buatan China oleh Rusia itu diungkapkan oleh majalah terkemuka Jerman Der Spiegel, tanpa mengutip sumber-sumber spesifik, dalam laporannya pada Kamis (23/2) waktu setempat.
Laporan Der Spiegel itu menyebut produsen drone China bernama Xian Bingo Intelligent Aviation Technology telah mengatakan siap untuk memproduksi 100 prototipe drone ZT-180 buatannya, yang menurut majalah Jerman itu bisa membawa hulu ledak seberat 35-50 kilogram.
Disebutkan juga bahwa drone-drone itu direncanakan akan dikirimkan mulai April mendatang.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam laporannya, Der Spiegel menyebut drone buatan China itu mirip dengan drone Shaheed-136 buatan Iran, yang telah digunakan Rusia dalam rentetan serangannya ke wilayah Ukraina yang diklaim menewaskan ratusan orang dan merusak infrastruktur sipil.
Laporan Der Spiegel juga menyebut Bingo memiliki rencana untuk membantu mendirikan lokasi produksi drone di wilayah Rusia, di mana 100 unit bisa diproduksi dalam waktu sebulan.
Ditambahkan juga bahwa ada rencana awal di mana sebuah perusahaan yang dikuasai militer China mengirimkan suku cadang Rusia untuk pesawat militer SU-27.
Bingo belum memberikan tanggapan atas laporan Der Spiegel itu.
Laporan Der Spiegel itu mencuat setelah Amerika Serikat (AS), Jerman dan negara-negara Barat lainnya memperingatkan China untuk tidak menjual senjata ke Rusia yang akan digunakan dalam perangnya di Ukraina. Ditegaskan negara-negara Barat bahwa langkah semacam itu akan memiliki konsekuensi parah.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam tanggapannya kepada NBC menuturkan dirinya tidak akan mengonfirmasi laporan Der Spiegel itu.
“Sampai saat ini, kami belum melihat China memasok bantuan mematikan ke Ukraina, dan kami terus menjelaskan mengapa itu akan menjadi kesalahan besar bagi mereka,” ucapnya secara diplomatis.