Realisasi PC PEN 2022 Capai 91%

portalutama.com – JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, realisasi anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) tahun 2022 mencapai Rp 414,5 triliun atau 91% dari pagu Rp 455,62 triliun.

“Realisasi sebesar dari Rp 455,62 triliun terpakai 91% atau Rp 414,5 triliun dan dukungan ini digantikan oleh konsumsi dan investasi masyarakat sebagai motor ekonomi,” ucap Airlangga dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Tahun 2023, Kamis (26/1/2023).

Anggaran PC PEN digunakan untuk tiga klaster yaitu kesehatan, perlindungan masyarakat, dan pemulihan ekonomi. Realisasi PC PEN menunjukan semakin terkendalinya pandemi melalui program perlindungan sosial, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan UMKM dan badan usaha masih berlanjut, namun sudah diimbangi oleh peran konsumsi dan investasi masyarakat.

Tahun 2022 menjadi tahun ketiga pemerintah menghadapi pandemi Covid-19. Untuk tahun 2020, pemerintah menyediakan anggaran PC PEN Rp 695,2 triliun dan terealisasi Rp 575,8 atau 83,2% dari pagu.

“Ini yang difokuskan untuk extraordinary meassures, menjaga sektor riil di awal pandemi,” tutur Airlangga.

Sedangkan realisasi pada 2021, realisasi PC PEN sebesar Rp 744 triliun dan realisasi anggaran mencapia Rp 655,1 triliun atau 88%. “Fokusnya untuk reformasi ekonomi dan menghadapi gelombang pandemi terberat yaitu varian delta,” kata Airlangga.

Dia mengungkapkan beberapa lesson learn dari penanganan Covid sejak tahun 2020. Pertama adalah kombinasi kebijakan rem dan gas untuk menyeimbangkan antara kehidupan dan penghidupan terbukti sebagai langkah optimal dibandingkan langkah yang diambil negara lain.

“Ini langkah yang diambil tentu berani ambil risiko namun terukur,” tutur Airlangga.

Kedua, anggaran yang fleksibel dan akuntabel untuk mengantisipasi kondisi darurat di tengah ketidakpastian. Ketiga ketersediaan data di dan kualitas yang penting dalam perumusan kebijakan.

“Keempat, koordinasi pemerintah pusat dan daerah dengan rapat yang hampir seminggu sekali dan kebijakan yang dikalibrasi setiap dua minggu selama tiga tahun,” tandas Airlangga.

Kelima, pemanfaatan teknologi digital antara lain keterbatasan sumber daya melalui digitalisasi dan juga penyederhanaan birokrasi serta aplikasi peduli lindungi. Keenam, pandemi melahirkan inovasi, antara lain penciptaan vaksin Merah Putih.

“Tentu ini membuat kemampuan kita menghadapi pandemi pandemi berikutnya dengan kemampuan penelitian sampai dengan produksi di dalam negeri,” tandasnya.

error: Content is protected !!