portalutama.com – JAKARTA, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, selisih atau gap antara indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia menurun.
Berdasarkan hasil survei 2022, indeks literasi keuangan meningkat dari 2019 sebesar 49,68 persen dari sebelumnya 38 persen. Indeks inklusi keuangan juga naik signifikan dari 76,19 persen menjadi 86,1 persen.
“Dan juga kabar baiknya adalah gap antara indeks literasi dan inklusi yang tadinya 38 persen, itu gap-nya menurun,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam Market Buzz Power Breakfast IDX, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya, jika indeks tinggi, tetapi gap antara literasi dan inklusi besar, maka akan berbahaya. Artinya, banyak masyarakat menggunakan produk dan jasa keuangan tapi sebenarnya tidak paham mengenai produk dan jasa keuangan yang digunakan.
“Ini kita berbicara tentang produk keuangan yang legal, yang benar-benar mendapat izin dari OJK. Ini belum melihat korban-korban atau masyarakat yang masuk dalam skema penipuan investasi, pinjol ilegal dan lain-lain,” ujarnya.
Dia menuturkan, saat ini ada upaya koordinasi dan kolaborasi antara OJK dan stakeholders lainnya untuk meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat. Koordinasi itu dilakukan bersama dengan Dewan Nasional Inklusi Keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah di 487 tempat di 34 provinsi dan 453 kabupaten/kota.
Editor : Jujuk Ernawati
Follow Berita iNews di Google News