5 Jenis Emosi Ini Bekal untuk Seorang Entrepreneur

portalutama.com – Apa untuk menjadi seorang entrepreneur butuh emosi?. Jelas saja, tapi bukan jenis emosi temperamental yang bikin pelanggannya pada kabur. Bagaimana bisa bersikap baik, agar para pelanggan bisa kembali untuk repeat order misalnya.

Salah satu yang pernah kami praktekkan dalam “sekolah bisnis” yang sedang kami jalani adalah, menggunakan pendekatan personal dalam menghadapi pelanggan, termasuk dalam situasi terburuk, kecuali perampokan ;).

Emosi positif menjadi kunci penting bagi kami sebagai pengelola bisnis, agar bisa punya produktivitas tinggi, menghasilkan sikap mental yang positif, syukur-syukur bisa memberdayakan orang lain. Bahkan sikap mental itu bisa melejitkan kemampuan kita bersosialisasi dengan banyak jenis segmentasi pelanggan.

Memang tidak mudah melakukannya, bahkan pekerja baru yang telah kami briefieng berkali-kali, juga masih melakukan kecerobohan ketika harus berurusan dengan kejadian yang menyita emosi dan membangkitkan sikap temperamental kita.

Seperti kata orang, namanya juga “usaha”, cara mendekatkan kita dengan pelanggan, dengan lingkungan menjadi salah satu kredit poin keberhasilan bisnis kita.

Bagi sebagian orang tidak mudah untuk mengelola emosi ini, namun tetap bisa dilakukan dengan terus konsisten berlatih. Salah satu caranya dengan berlatih mengendalikan diri.

Kemampuan pengendalian emosi yang konsisten akan mampu mengatur, membimbing, dan mengarahkan segala bentuk emosi ke hal yang lebih positif. Meskipun kadar setiap orang berbeda-beda dalam mengelola emosi, namun intinya, mekanisme itu sebenarnya tersedia pada setiap individu-siapapun kita.

Semakin banyak emosi positif yang diproduksi, artinya akan semakin banyak dampak baik yang akan kita terima sebagai respon umpan baliknya. Tantangannya tentu saja tergantung pada masing-masing profesi, jenis bisnis dan seberapa sering interaksi atau kontak kita dengan pelanggan atau lingkungan luar dengan bisnis kita.

Semakin banyak emosi positif yang dimunculkan maka akan semakin banyak juga memberikan dampak yang positif. Bagi kita seorang entrepreneur, kebiasaan mengendalikan emosi tentu akan berdampak baik bagi profesi kita.

Tapi kita tak hendak membicarakan sisi yang berat-berat yang memang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur.

5 emosi positif yang bisa menunjang keberhasilan seorang entrepreneur juga bisa berasal dari keberadaan suasana hati seperti:

Kegembiraan. Memangnya gembira cukup untuk bisa membuat bisnis sukses?

Menikmati segala sesuatunya atas bisnis yang kita jalani. Takmpeduli apa bisnis itu karena passion kita, atau karena kita yakin bisnis itulah tumpuan peluang terbaik menuju sukses.

Sikap kita terhadap bisnis yang kita jalani menjadi stimulan, ketika persepsi juga mengasosiasikannya sama. Seperti kata orang, mestakung-semesta akan mendukung jika kita menunjukkan gairah dan kekuatan emosi positif terhadap apa saja yang kita lakukan.

Kerja berasal dari hati. Meski bagi yang bekerja di tempat yang bukan passionnya awalnya sulit, bukan tidak mungkin pada waktunya akan ada hal baik yang tumbuh seiring dengan dijalaninya dengan penuh keikhlasan dan semangat.

Rasa Syukur. Apa kaitan sikap syukur dan keberhasilan bisnis?

Seperti ketika kita menikmati segala sesuatu dengan bisnis yang kita jalani, syukuri saja semua pencapaian kita, sembari menggunakan strategi marketing baru, strategi produksi baru, strategi mengatasi kompetitor. Bahkan diberi badan selalu sehat dan fit dalam menjalani bisnis adalah karunia paling besar bukan?. Coba saja kalau oksigen sudah harus berbayar dan kita jungkir balik untukk mendapatkannya agar bisa survive dan terus sehat.

Tenang. Berusahalah untuk bisa mengendalikan diri, merasakan segala sesuatu secara rileks dalam berbisnis-tapi bukan keblablasan santai.

Sikap tenang bisa menjadi hikmah. Suatu hari datang seorang pelanggan marah-marah karena salah satu pakaian yang di masukan dalam jasa layanan ternyata mengalami kerusakan. Ia mulai mengancam dan membuat tuduhan. Namun dengan sikap tenang pekerja yang ada, melihat bersama-sama bentuk kerusakan, dan kemungkinan kompensasi sesuai kesepakatan bisnis.

Akhirnya ia melunak. Itikad kita untuk berusaha menerima keluhan dengan tenang, pada akhirnya bisa meyakinkan bahwa kita akan bertanggungjawab sesuai prosedur. Seperti akan memberi penggantian dalam bentuk nominal uang, layanan jasa.

Hikmah-pemaknaan. Benturan yang terjadi, atau kesalahan yang kita lakukan menjadi pembelajaran yang memberikan makna kuat untuk perbaikan atau hikmah dalam setiap kejadian.

Dalam kehidupan yang personalpun sering kita alami. Baru-baru muncul dan viral di medsos, seorang pekerja perempuan di sebuah gerai retail, ditegur mentornya dengan cara overprosedural karena alasan melakukan kesalahan. Perempuan itu seorang pekerja keras yang menjalani hari-hari kerja dengan semangat. Ia punya motivasi kuat meski mendapat tekanan tersebut.

Namun kejadian yang kemudian hampir membuatnya di pecat, justru berbuah manis. Ia justru mendapat pekerjaan yang lebih baik di tempatnya yang baru. Demikian juga dalam bisnis, sikap kita mengalah dan berusaha unutk tanggungjawab membuat pelanggan tak lari dan justru mengajak pelanggan baru masuk ke dalam bisnis kita.

Harapan. Keinginan untuk melakukan yang terbaik, disertai rasa yang tidak berlebihan untuk mengurangi segala bentuk kesalahan menjadi mental positif, untuk menguatkan tujuan cita-cita dan harapan bisnis kita.

Semuanya akan berjalan seperti yang kita inginkan jika kita juga menggunakan sikap positif membangunnya. Stop Overthinking, terhadap segala sesuatu sebelum dapat dipastikan kebenarannya. Sebelum kita pastikan kita memahami dan kita mencoba mencari jalan keluarnya.

Tantangan memulai bisnis baru tak melulu soal modal, uang dan skill belaka, karena dalam perjalanannya, sikap positif kita justru menolong mengatasi banyak persoalan dan menjadikan bisnis kita, minimal tetap survive dalam situasi dan kondisi sesulit apapun. salam entrepreneur!.

error: Content is protected !!